Langsung ke konten utama

Yuk kita vaksin!

 Siapa yang tidak merasakan dampak dari pandemic ini. Aku yakin dari kalangan atas apalagi kalangan bawah sangat merasakannya. Mulai dari finansial karena pemasukan yang berkurang ataupun terkena pengurangan karyawan akibat perusahaan tidak mampu lagi menggaji karyawannya. Banyak kita saksikan di media banyaknya rumah makan, retail dan supermarket yang dengan terpaksa harus menutup usaha mereka. Sedih! Terpuruk pasti. Kenapa yah pandemic ini terasa alot sekali tidak juga berkesudahan? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing loh. Mau atau tidak membantu pemerintah yang telah menyediakan vaksin dengan gratis agar terbentuk 'herd immunity' demi melawan pandemic ini.


Apasih herd immunity itu?

Kekebalan kelompok atau kekebalan kawanan (bahasa Inggris: herd immunity) adalah suatu bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi, baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi, sehingga individu yang tidak kebal ikut terlindungi.[1][2] Dalam populasi yang sebagian besar individunya memiliki kekebalan (mereka ini tidak mungkin berkontribusi pada penularan penyakit), rantai infeksi kemungkinan besar terganggu sehingga penyebaran penyakit akan terhenti atau terhambat.[3] Semakin besar proporsi individu yang kebal dalam suatu populasi, semakin kecil kemungkinan individu yang tidak kebal akan bersentuhan dengan individu yang terinfeksi. Hal ini akan membantu melindungi individu yang tidak kebal dari infeksi (source wikipedia).

Nah, apakah kita mau melawan pandemic ini?


Hingga detik ini tak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa vaksin justru akan memberikan dampak negatif atau malah membuat si penerima vaksin akan terpapar covid19 ini. Ya, memang ada beberapa kasus setelah di vaksin mereka justru terpapar virus tersebut.


Kenapa demikian?

1. Mereka tidak mengikuti tindakan pencegahan seperti memakai masker di depan umum, membersihkan tangan, menjaga jarak sosial dan mengabaikan protokol keselamatan lainnya;

2. Tidak mengikuti aturan setelah vaksinasi seperti yang disampaikan oleh dokter;

3. Tidak mendapatkan dosis kedua tepat waktu atau tidak mendapatkan dosis kedua sama sekali;

4. Tidak memiliki penghalang kekebalan. Bila seseorang dinyatakan positif setelah vaksinasi, artinya ia sudah terpapar virus COVID-19, tapi tidak menunjukkan gejala.


"Ah, aku gamau vaksin karena habis vaksin malah jadi demam!". Seperti balita yang habis mendapatkan imunisasi juga suka ada demam kan? Sama kok :)

Yang terpernting kita harus persiapan sebelum vaksin. Kira-kira apa aja ya persiapannya?

1. Makan makanan yang bergizi. 

2. Memaksimalkan sistem imun, dengan minum vitamin

3. Kelola stress, kalo lagi ada pikiran minggir dulu deh hihi

4. Tidur yang cukup.


Nah, sekarang kita bantu pemerintah yang sudah menyiapkan sarana kita untuk perang yuk dengan bersedia di vaksin, dan menjaga protokol kesehatan dimanapun. Salam sehat semuanya! :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pneumonia di usia 10 hari

  Februari 2020 keluarga kecil kami bersuka ria menyambut kehadiran anggota baru, iya dia adalah anak kedua ku yang aku lahirkan melalui proses operasi caesar pada tanggal 20 februari 2020. Tanggal cantik yang memang sengaja ku pilih, karena memang sc yang kulakukan sudah direncanakan.  20 februari 2020, Pukul 14.00 alhamdulillah aku melahirkan bayi laki laki dalam keadaan sehat dengan berat 3,3 kg berparas mirip sekali denganku, yang kemudian kami beri nama Muhammad Shankara Dhanesh Soewardi, panggil saja dia Kara. Entah kenapa, hati kecilku pertama melihat kara seperti "akan ada apa ya kok melihat dia seperti ada sesuatu yang mengganjal", tapi aku berusaha keras menghilangkan jauh-jauh pikiran negatif tsb. Setelah menjalani masa recovery, aku pulang kerumah bersama kara, tentu saja sudah disambut hangat oleh anak pertamaku Adeeva yang saat itu berusia 4 tahun. Pada saat itu, sekalipun aku tidak pernah melakukan sunbathing untuk kara, karena musim hujan sedang mencapai punca

Kunyit & Yoghurt atasi jerawat

Hamil merupakan sebuah berita menyenangkan bagi pasangan suami istri, rezeki yang tak ternilai menurutku. Mengandung 9 bulan dengan penuh drama tapi membawa nikmat, buktinya tetep kangen hamil 😋 Kenapa aku bilang drama? Iya drama banget akutu hamil anak kedua 1 tahun silam. Bukan, bukan karena drama morning sickness atau ngidam yang gak kesampean. Tapi muka ku yang berubah kaya peyek kacang😭 iya hormon nya luar biasa bikin muka ku full jerawat meradang 1 muka. Malu sih nggak ya, tapi nyeri kalo tersentuh gitu. Namanya juga "bawaan hamil". Iyasih, orang orang juga bilang "itumah bawaan hamil nanti juga hilang sendiri". Tapi gak bisa aku bertahan dengan muka yang cenut cenut. Alhasil setiap hari aku googling tips tips meredakan jerawat yang meradang. Mulai dari dioles pasta gigi, tumbukan daun sirih, dan juga ketimun. Hasilnya tetap nihil. Terakhir aku baca bahwa kunyit bisa meredakan jerawat, akhirnya aku coba aplikasikan racikan kunyit & yoghurt. gak ekspektas

Full time mom tetap bisa menghasilkan kok!

Hai moms! Udah lama banget ga berbagi cerita karna aku lagi disibukkan dengan anakku yang lagi aktif-aktifnya. Semoga moms semua dalam keadaan sehat ya.  Kali ini aku mau sedikit sharing mengenai ibu rumah tangga atau full time mom tapi tetap produktif dan menghasilkan. Emang kenapa tetap cari uang? Gak dibiayain suami? Gak dipenuhi kebutuhannya? Ya nggak gitu juga ya mom, tapi kalo bisa menghasilkan selagi muda dan bisa membantu walaupun sekedar bisa beli lipstick sendiri kayanya happy aja gitu. Singkat cerita, aku dan suami si pecinta pecel ayam. Hampir setiap malam kami pasti beli pecel ayam apalagi saat aku menyusui suka kelaperan tengah malem hihi. Sampai suatu ketika aku masak ayam goreng penyet kemangi, ya karna aku segitu cinta akan pedas jd dirasa sambal tomat ala pecel ayam kurang pedas buatku maka aku mencoba memasak sendiri. Suami memuji masakanku, dan nyeletuk lah dia "jualin deh yang, enak". Aku tertawa saja saat itu, kupikir siapa yg mau beli wong ayam goreng m